SEJARAH SINGKAT PERUSAHAAN KECAP CAP JAGO

Sejarah singkat Perushaan Kecap cap Jago

KH. Ahmad Zahidi dengan sebutan warga kampung “wa Ahmad” inilah pelopor berdirinya Perusahaan Kecap Cap Jago, yang beralamat Dusun Budiasih Desa Cibenda Kecamatan Parigi Kabupaten Ciamis(Saat itu) Kabupaten Pangandaran(sekarang), beliau adalah sosok pekerja yang gigih, sabar, ulet dan bertanggung jawab dalam bidang apapun termasuk dalam keagamaan di Dusun Budiasih, berawal dari penjual sembako pasar ke pasar, beliau menjajakan dagangan sembakonya dengan bersepeda ke pasar-pasar Desa Cibenda dan sekitarnya untuk memenuhi kebutuhan harian masyarakat di desa tersebut dengan tekad menegakkan Agama Allah di bidang niaga.

Beliau KH. Ahmad Zahidi tidak hanya seorang pedagang saja melainkan tokoh masyarakat yang disegani karena keilmuannya, setiap kali beliau berdagang keliling menjajakan sembakonya beliaupun memberi sepatah dua patah ilmu agama atau dapat disebut dengan “wejangan sae” kepada pelanggannya sehingga menimbulkan perasaan yang positif terhadap para pelanggannya.

Setelah bertahun-tahun ia berjualan sembako keliling merasa bagi beliau masih kurang untuk mencukupi kebutuhan harian keluarga bersama istrinya Onah Yohanah dan 6 buah hati beliau yaitu Jaenudin, Nani Nurdiani, Tati Rohayati, Haerudin, Undang Rosidin, Siti Hindasah. Sehingga, ia memutuskan untuk berpindah bidang dagangnya dengan berjualan ayam jago keliling dengan mengendarai sepedanya, tanpa mengenal lelah ia kayuh sepedanya dari cijulang sampai dengan pengandaran untuk menjajakan ayam jagonya ke restoran-restoran, rumah-rumah makan, dan rumah ke rumah, dari berjualan ayam jago inilah sudah dapat dibilang cukup untuk menghidupi keluarganya, namun apalah daya manusia hanya bisa merencanakan namun tuhanlah yang menentukan jalan hidup seseorang, setelah beliau bertahun-tahun pula ia berjualan ayam jago dengan sepeda yang ia kayuh setiap hari hingga pada akhirnya ia diberi suatu cobaan oleh Allah berupa sakit yang tidaklah sebentar, yaitu kakinya melepuh atau bengkak dikarenakan seringnya mengayuh sepeda, dengan sakit inilah beliau berhenti dalam bisnis yang beliau gemari, dan pada saat itulah beliau merenung dengan berdoa kepada Allah untuk memberikan petunjuk jalan keluar dari permasalahan yang beliau alami sehingga pada suatu saat ketika dalam renungan akan hidupnya beliau teringat akan wasiat dari bapaknya yaitu Bapak Alnawi seorang pedagang kecap keliling pasar-pasar di ciamis dengan berjalan kaki inilah berwasiat “bilamana usaha di bidang apapun kamu menemukan jalan buntu maka membuat dan berjualanlah kecap, Mad!?” kepada anaknya yang dipanggil akrabnya wa ahmad itu, maka terjawablah kebuntuan akan masalah yang dialami beliau yaitu membuat berjualan kecap, dan pada saat itulah beliau memutuskan untuk membuat kecap dengan skala kecil yang masih diproduksi di rumahnya sendiri, dan menjualnya dengan cara berkeliling menggunakan sepeda tua yang setia menemaninya kemana ia menjajakan kecap yang masih dikemas dalam bumbung yang terbuat dari bambu yang bertutupkan pelepah pohon aren yang dibentuk sebagai petutup bumbung tersebut, dan  beliau memberi nama kecapnya itu dengan Kecap Cap Jago, karena dengan nama itulah yang mengingatkan beliau menjadi seorang pedagang ayam jago keliling dahulu.

Atas dukungan dan rasa kasih sayang akan kebutuhan masa depan putra-putrinya dengan tekad yang kuat akan kebulatannya.  Maka,  mulailah beliau merintis usaha barunya dengan berkeliling menjajakan Kecap Jagonya  kerumah-rumah dan  pasar-pasar yang dimulai dari pasar cibenda sekitar tahun 1962 masehi, karena kesabaran dan keuletan seorang KH. Ahmad Zahidi inilah, kecap jago yang ia buat semakin mengalami perkembangan. Sehingga, produksi kecapnya dikenal masyarakat luas, akan rasa khas dan keketalannya. Dari situlah, beliau memulai untuk meluaskan wilayah pemasarannya selain wilayah Kecamatan Parigi, Cijulang dan Pangandaran beliaupun memulai untuk memperluas pemasaran hingga wilayah Kalipucang, Padaherang dan Banjarsari, pada saat itu beliau menggunakan jasa kereta api sebagai alat transportasi pemasaran Kecap Cap Jago ke wilayah tersebut.

Tahun demi tahun ia tekuni dengan penuh kesabaran sebagai seorang penjual kecap keliling sampai ia dapat mencukupi kebutuhan rumah tangga dan pendidikan anak-anaknya sehingga mereka dapat mengenyam pendidikan sampai perguruan tinggi dan membeli sebidang tanah untuk hunian dan pabrik kecapnya. “berakit-rakit dahulu, berenang-renang ke tepian, bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian” begitulah kata pepatah.

Pada sekitar tahun 1965 masehi atas permintaan konsumen kecap cap jago yang semakin bertambah dan meluas inilah maka didirikanlah bangunan Perusahaan Kecap Jago untuk segala aktifitas guna meningkatkan produksi Kecap Cap Jago untuk dapat memenuhi  kebutuhan konsumen-konsumennya.

Bersamaan dengan itu pula, Dia merekrut beberapa karyawan yang berasal dari sekitar Desa Cibenda Kecamatan Parigi, pesanan demi pesanan Kecap Cap Jago mulai berdatangan dari beberapa kecamatan di Kabupaten Ciamis Provinsi Jawa Barat.

Tahun 2000 masehi, seorang pendiri dan pelopor perusahaan Kecap Cap Jago wafat meninggalkan seorang istri dan 6 orang anak yang dicintainya dan perusahaan yang dia beri nama “Perusahaan Kecap Cap Jago” yang dia bangun dari hasil perjuangan beserta pengorbanannya. Setelah dia wafat maka perusahaan diteruskan oleh istrinya yang juga gigih, sabar dan ulet dalam mengembangkan perusahaan suaminya yaitu perusahaan Kecap Cap Jago. Sehingga, nama perusahaan kecap jagopun semakin dikenal oleh masyarakat luas khususnya kecamatan cijulang hingga kecamatan Banjarsari dan Ciamis. Pada tahun 2009 masehi, Mamah Onah Yohanah wafat, beliau adalah  seorang yang disegani karena ketelitian dan kepiawaiannya dalam memimpin Perusahaan Kecap Jago rintisan suaminya itu, dia meninggalkan 6 orang anak yang sudah berkeluarga dan tinggal diberbagai daerah sesuai dengan tugas bidangnya masing-masing sebagai Pegawai Negeri Sipil.

Maka, pada tahun tersebut, musyawarah untuk memilih generasi keturunan KH. Ahmad Zahidi dan Mamah Onah yang meneruskan perusahaan orang tua mereka. Atas hasil musyawarah dari keenam generasi penerus KH. Ahmad Zahidi. Maka, putera ketiga haerudin, A.Ma diberi amanah untuk meneruskan Perusahaan Kecap Jago orang tua mereka. Pada saat itulah perusahaan kecap jago dipimpin oleh Haerudin. A.Ma, dengan kepemilikan saham Perusahaan Kecap Cap Jago enam orang anak pasangan dari KH. Ahmad Zahidi dan Mamah Onah. Yaitu, Jaenudin.S.Pd., Nani Nurdiani, S.Pd., Tati Rohayati, S.Pd.I., Haerudin, A.Ma., Dr. Undang Rosidin, S.Pd., M.Pd., Siti Hindasah, S.Ip. maka pemasaran diperluas dan produksi Kecap Cap Jagopun ditingkatkan.

Seiring berjalannya waktu perkembanagn perusahaan kecap cap jago diwarnai lika-liku permasalahan seperti perusahaan lain pada umumnya. Namun, dengan managemen dan kesolidan pemilik saham semua permasalahan yang ada dapat diatasi dengan terbuktinya bangunan baru yang cukup megah yang dijadikan sebagai tempat produksi Kecap Cap Jago atau warga menyebutnya “Pabrik Kecap Cap Jago” serta sudah memiliki armada sendiri sebagai sarana transportasi guna lancarnya pendistribusian kecap.

Dan sekarang wilayah pemasaran Kecap Cap Jago meliputi : Kecamatan Kelapa Genep kabupaten Tasikmalaya, Kecamatan Cimerak, Cijulang, Parigi, Sidamulih, Pangandaran, Kalipucang, Padaherang, Mangunjaya, Banjarsari, Lakbok, Banjar, Ciamis, dan beberapa kecamatan di Provinsi Jawa Barat dan beberapa Kecamatan di Provinsi Jawa Tengah.